Friday, October 28, 2011

makalah PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

ini Adalah makalah pertama saya. wow, penuh kenangan dan semraut.

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

A. Latar Belakang Masalah
          Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.[1]
Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya.
Sebagaimana hukum-hukum agama dan hukum-hukum pemerintah dibuat untuk dipatuhi, maka demikian pula dengan aturan-aturan sekolah dibuat untuk dipatuhi. Dalam ajaran Islam banyak ayat Al-Qur’an dan Hadist yang memerintahkan untuk patuh dan taat pada peratuan yang telah ditetapkan, antara lain Surat An Nisa Ayat 59 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu…...”[2]
Patuh adalah faktor yang sangat penting agar suatu proses berjalan secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan baik dalam pemerintah, organisasi, pendidikan, maupun bentuk-bentuk berkelompok lainnya. Kemudian, ‘patuh’ lebih populer dengan kata ‘displin’ di masa-masa sekarang.
Bermacam-macam usaha untuk menanamkan nilai ataupun memaksa agar siswa memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Hampir dapat dipastikan motivasi adalah bagian utama dalam usaha tersebut, sekaligus prestasi siswa juga merupakan motivasi itu sendiri. Akan tetapi umat Islam lebih mengenal motivasi untuk patuh terhadap peraturan dengan surga dan neraka, termaktub dalam surat At-Taubah ayat 111 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka……...”2
           
B. Rumusan Masalah
            Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa. ?
2. Adakah pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa. ?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar secara bersama-sama siswa. ?

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dillakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa.
C. Asumsi-asumsi penelitian
            Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”[3] Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf.
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yangdikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar.3
            Menurut Slameto ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar anak antara lain :
1. Faktor – faktor Intern
a. Faktor jasmaniah meliputi faktor Kesehatan, faktor Cacat tubuh.
b. Faktor psikologis meliputi faktor Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesiapan.
c. Faktor Kelelahan meliputi, Kelelahan jasmani,Kelelahan rohani (bersifat psikis) yaitu kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan membaringkan tubuh, kelelahan rohani terliahat dengan adanya kebosanan sehingga minat belajar kurang.
2. Faktor – faktor Ekstern
a. Faktor keluarga meliputi, Cara orang tua mendidik, Relasi antar anggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan.
b. Faktor Sekolah meliputi, Metode mengajar, Kurikulum, Relasi guru dengan siswa, Relasi siswa dengan siswa, Disiplin sekolah, Alat pelajaran, Waktu sekolah, Standart pelajaran di atas ukuran, Keadaan gedung, Metode belajar, Tugas rumah
c. Faktor masyarakat mliputi, Kegiatan siswa dalam masyarakat, Mass media, Teman bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat.[4]
Sedangkan Syah secara global menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar(approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran mater – materi pelajaran.[5]
Disiplin secara etimologi berasal dari bahasa latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mangalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Sedangkan disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapat seseorang untuk memenuhi tugas tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. [6] Sebagai contoh, seorang siswa mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan menghabiskan waktunya berada ditempat bermain playstation dan lebih memilih untuk masuk sekolah. Dalam hal ini, berbagai macam usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar siswa memiliki kemampuan untuk menaati peraturan sekolah. Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah..
Makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan latihan yang memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan dan sistem aturan tata laku. Sebagaimana Arikunto menyatakan, di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi dahulu, kemudian berkembang menjadi siasat. [7]
Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.[8] Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.[9] Lebih khusus terhadap pendidikan, Max menyebutkan Indikator dari motivasi adalah Cita-cita, Kemampuan belajar, Kondisi siswa, Kondisi lingkungan, Unsur-unsur dinamis dalam belajar, Upaya guru membelajarkan siswa.[10]
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan sebagai berikut:
 






















D. Hipotesis Penelitian
            Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
  1. Disiplin berhubungan signifikan dengan prestasi belajar.
  2. Motivasi berhubungan signifikan dengan prestasi belajar.
  3. Disiplin dan motivasi secara bersama-sama berhubungan signifikan dengan prestasi belajar.


[1] Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional. http://www.slideshare.net/srijadi/uu-no-20-2003-sistem-pendidikan-nasional (diakses 24 April 2011)
[2] Quran Player versi 2.0.1.0, Copyright © 2005 : Wawan Sjachrianto
[3] Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Hal. 75-81
[4] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 54-71
[5] Syah, Muhibin. 1995. Perkembangan Pendidikan . Bandung: Rosdakarya. Hal. 144
6 Disiplin. http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin (diakses 24 April 2011)
[7] Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal 114
[8] (inggris)Mitchell, T.R. 1997. Research in Organizational behavior. Greewich, CT:JAI Press. hal.60
[9] Robbins, Stephen P, Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta :Salemba Empat. Hal. 222
[10] Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: PT. RinekaCipta. Hal. 90-92

No comments:

Post a Comment